Swadaya masyarakat merupakan salah satu nilai penting dalam kehidupan masyarakat. nilai luhur yang sudah melekat dalam masyarakat Indonesia yang eksis secara turun-temurun dan menjadi keperibadian bangsa Indonesia. Swadaya dapat dipahami sebagai budaya gotong royong yakni kerjasama untuk mencapai tujuan bersama secara mufakat dan musyawarah bersama yang didorong oleh kesadaran, keikhlasan, kerelaan, dan kepercayaan serta semangat yang tumbuh pada tiap individu masyarakat. Makna gotong royong sangat luas cangkupannya, sebagaimana dalam Pidato Soekarno Tanggal 1 Juni 1945 bahwa gotong royong adalah faham dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan. Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan. Gotong royong adalah pembanting tulang bersama pemeresan-keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama untuk kepentingan bersama.

Dewasa ini nilai-nilai luhur tersebut semakin luntur, begitupun pada masyarakat Desa Jatisari. Semangat gotong royong yang diagungkan menjadi motto pembangunan Indonesia tidak begitu optimal terlaksana. Perubahan sosial menjadi faktor utama yang menggerus nilai-nilai yang ada di masyarakat, hingga program-program pemerintah yang tidak sesuai dengan adat istiadat masyarakat justru menjadi faktor yang mempercepat hal tersebut.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah desa, seperti menggalakkan kerjabakti, hingga menstimulan swadaya dalam pembangunan infrastruktur desa. Tentu tidak akan cukup meramu kembali resep dari semangat gotong royang, karena sejatinya nilai tersebut mengakar pada diri individu masing-masing yang miliki solidaritas sosial yang tinggi. Oleh karena itu kita perlu bahu membahu, saling menyadarkan, saling berpegangan tangan untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya gotong royong.